Nama Fuji adik mendiang Bibi Ardiansyah, namanya kian populer di dunia hiburan tanah air.
Namun seiring namanya yang kian naik, ia tak luput dari komentar pedas dan pahit dari para hater.
Baca Juga : Fuji Kesal dan Geram Dituding Ambil Untung dari Gala, Bingung dan Merasa Serba Salah
Banyak komentar-komentar pedas yang sempat dibaca oleh adik ipar mendiang Vanessa Angel itu.
Salah satu yang membuatnya sakit adalah komentar yang mengatakan jika ia populer lewat jalur musibah.
Baca Juga : Bucin Banget, Fuji Susul Thariq ke Singapura, Mau Minta Restu Keuarga Halilintar?
Kecelakaan yang merenggut nyawa Bibi dan Vanessa Angel disebut sebagai pintu popularitas untuk dirinya.
Melihat komentar seperti itu, Fuji mengaku sempat depresi.
“Habit aku sih baca-bacain. Terus depresi deh,” cerita Fuji dilansir dari channel YouTube MD Entertainment.
Diceritakan Fuji jika awalya ia mau ambil semua kerjaan lantaran tak ingin larut dalam kesedihan serta demi tidak melihat keluarganya di rumah yang masih sedih karena kehilangan sang abang dan kakak ipar yang tercinta.
“Awalnya kaget banget, aku emang udah ngomong ke Batara apa pun itu ambil aja. Aku lagi mental break down, aku nggak mau nih kalau di rumah aja nangis terus, mau di TV kek, Instagram kek ambil aja yang penting aku ada kerjaan,” ungkap Fuji.
Tetapi akibat kebanyakan mengambil pekerjaan, kekasih Thariq Halilintar itu mengaku sempat kewalahan.
“Pas diambil semua aku nggak bisa kontrol. Aduh nggak kuat, nggak kuat. Akhirnya baru bisa kontrol 4 bulan kemudian,” sambungnya.
Saat mentalnya jatuh,ia hanya memilih untuk nangis semalaman.
Fuji pun berusaha untuk menyemangati dirinya sendiri.
“Cuma nangis semalaman, sendirian, besoknya sudah haha hehe lagi. Tapi kayak benar-benar sendiri, matiin lampu kalau udah puas, turun makan kayak biasa lagi. Mau lari kemana lagi,” tuturnya.
Namun Fuji tak bisa menahan semua kesedihan tersebut, ia pun ternyata sempat pernah ke psikolog.
Ketika berhadapan dengan psikolog, Fuji merasakan perbedaan meski ujung-ujungnya tetap nangis.
“Waktu itu pernah ke psikolog, lah nangis ke psikolog 2 jam. Lama banget (nangisnya). Ujung-ujungnya nangis juga. Mungkin karena kalau di psikolog ditanyain jadi nangis. Lebih terbuka kali ya unek-uneknya,” akunya.
Fuji pun mengaku ia termasuk tipe orang yang suka mencurahkan isi hatinya kepada temna-temannya.
“Kalau nangis sendiri tinggal nangis, nggak ngomong. Kalau sama teman mulut kayak kekunci mau cerita,” tambahnya.
Seiring dengan berjalannya waktu, Fuji akhirnya mulai bisa mengatasi semua.
Agar tidak capek mental, kini Fuji sudah memfilter komentar-komentar toxic yang memuat hatinya sakit.
“Aku sudah filter komen Instagram kayak kata-kata kasar, jauh-jauh ya toxic-toxic people. Di awal parah banget. Aku sudah matiin DM aku dari Januari. Udah ya gue capek bacanya,” ujar Fuji.